tana ai
Rabu, 08 Januari 2014
MENGGALI MUTIARA YANG TERPENDAM
Budaya Tana ai antara Harapan dan
Tantangan
Dalam perkembangan era globalisasi
seperti sekarang ini,tentu berbagai macam ilmu pengetahuan dan teknologi
berkembang pesat. Perkembangan era globalisasi juga merambat sampai ke
masyarakat kecil atau akar rumput.Hal ini tidak bisa dipungkiri,dari sisi
positif kita di beri kemudahan dalam segala hal namun lain sisi ada pengaruh
yang kita rasakan.Kita sepertinya di ninabobokan oleh arus globalisasi.kita
hanya berlaku sebagai konsumen aktif tanpa menfilterisasi nilai-nilai budaya
yang masuk.Masyarakat Tana ai juga termasuk didalamnya.Hal ini menyebabkan budaya
adat sebagai warisan leluhur yang tak ternilai harganya lambat laun terkubur
dan punah.Sebagai orang muda tana ai (lai lameng dan du’a wohon tana ai) kita
harus peduli dengan hal ini,kita yang sudah di bekali ilmu dan pengetahuan
seharusnya tidak terjerumus didalamnya,namun kita harus mampu menfilterisasi
nilai-nilai budaya asing yang masuk.Ini tugas berat yang harus kita emban untuk
tetap melestarikan budaya kita.Sehingga Budaya atau warisan adat leluhur tana
ai tetap ada sape dueng,sape dading dan bisa dinikmati anak cucu kita.Warisan
leluhur kita merupakan mutiara berharga yang tak di miliki oleh
siapapun.Haruskah kita membiarkan dia punah??ataukah kita harus
melestarikannya??ini merupakan pertanyaan reflektif buat kita semua.Warisan itu
akan tetap bertahan,selagi kita masih mengaggap bahwa kita adalah ORANG TANA
AI!!!lopa lupa mora nian tana aun,puhe oha aun!!
Upacara-Upacara Adat Tana Ai
a.Upacara Pati Ea.
Pati ea merupakan upacara adat sebagai
bentuk permhonan,restu dan ungkapan rasa syukur orang tana ai.Pati ea
dilaksanakan dalam dua musim (wulan).yaitu wulan lelen(musim tanam/penghujan)
dan wulan daran(musim panen/msim panas).Pati ea wulan lelen diadakan untuk
memohon restu dari Tuhan(ina nian tana wawa,ama lero wulan reta) agar di beri
hasil berlimpah,kesuburan dan jauh dari hama penyakit.Sedangkan pati ea wulan
daran di adakan sebagai ungkapan terimakasih dan syukur kepada Tuhan atas
segala hasil yang diperoleh.Keluarga yang mengadakan pati ea wulan lelen harus
juga mengadakan pati ea wulan daran.
b.Howe lo’e unur
Howe lo’e unur biasanya diadakan di
wulan daran atau usai panen.Upacara ini diadakan untuk menghormati arwah para
leluhur dari keluarga yang di tinggalkan.Upacara ini butuh persiapan yang
matang kerena ini upacara yang besar dan dihadiri berbagai macam suku yang ada.
c.Upacara gren mahe
Gren mahe merupakn upacara adat terbesar
orang Tana Ai yang diadakan selama 7 tahun sekali. Upacara ini di hadiri oleh
seluru suku-suku di tana ai upacara ini diadakan sebagai bentuk
permintaan,restu dan ucapan syukur dari suku-suku yang ada din tana ai.gren
secara harafia artinya merayakan dan mahe adalah altar yang terbuat dari batu
yang sudah ada dari dulu kala.Mahe terbesar di Tana ai adalah Mahe waibrama
yang di jaga oleh suku ipir waibrama yang juga sebagai pemimpin suku di tana
ai.
d.Upacara Gareng Lamen
Gareng lamen adalah upacara khitanan
secara adat sebagai tanda beralihnya seseorang laki-laki muda(la’i lamen)
menjadi laki-laki sejati yang dewasa.Upacara ini khusus bagi La’i lamen atau
laki-laki muda.
Penutup
Masih banyak lagi mutiara leluhur yang
terpendam.penulis hanya mendeskripsikan sebagian kecil saja.Ini tugas kita
sebagai anak tana ai untuk menggali serta melestarikannya.MARI!!!
“TANA AI DERI GI’IT MORA NIAN GERA
MANGAN MORA TANA”
SEKIAN
Langganan:
Postingan (Atom)